Sabtu, 08 Oktober 2011

sinopsis novel Letters to sam

Pelajaran dari Seorang Kakek
tentangCinta, Kehilangan, dan Anugrah Hidup



http://surgabukuku.files.wordpress.com/2011/09/sam1.gif?w=210&h=300
Judul : Letters to Sam
Penulis : Daniel Gottlieb
Penerjemah : Windy Ariestanty
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : I, 2011
Tebal : 231 halaman     


Surat adalah salah satu cara yang paling efektif dalam menyampaikan pesan kita kepada seseorang yang terpisahkan oleh jarak dan waktu. Demikian pula surat-surat yang ditulis oleh Daniel Gotlieb kepada cucunya Sam.  Gotlieb adalah seorang psikolog  yang pernah mengalami kecelakaan lalu lintas sehingga separuh tubuhnya lumpuh.  Di awal-awal kecelakaan ia sempat frustasi akan ketidakberdayaannya  namun akhirnya ia bisa mengatasi semuanya itu. Pengalaman yang ia alami inilah yang mau ia sampaikan melalui surat-suratnya pada Sam, cucunya yang juga mengalami keterbatasan seperti dirinnya. Sam adalah penderita autisme.
Sebelum mengetahui bahwa Sam adalah anak yang autis, niatan Gotlieb untuk menulis surat pada cucunya adalah semata hanya karena ingin memberi pesan pada cucunya tentang hidup, cinta, dan apa arti memiliki orang tua dan pentingnya teman. Ia juga ingin Sam tahu siapa dirinya dengan harapan Sam akan membacanya suatu hari kelak.
Namun harapan itu berubah, ketika Sam berumur kurang dari 2 tahun Sam menunjukkan gejala autisme, gangguan otak yang secara radikal mengubah cara orang memahami dan menanggapi dunia serta hal-hal lain diluar dirinya. Awalnya Gottlieb sangat terpukul, apakah di kemudian hari Sam akan mampu memahami surat-surat yang ditulis untuknya.
Akhirnya Gottlieb sadar bahwa dengan penyakit yang diderita cucunya dirinya ternyata memiliki banyak hal untuk disampaikan pada Sam kelak, untuk itulah akhirnya ia segera mewujudkan keinginannya untuk menulis surat untuk Sam.
Sadar bahwa Autisme yang diderita Sam membuat dirinya berbeda dengan anak-anak lain Gottlieb menulis agar Sam memahami apa artinya berbeda dari orang lain. Perbedan tidak seharusnya menjadi hambatan, melainkan harus dijalaninya dengan penuh perjuangan. Seperti dirinya yang berbeda dari orang lain karena  cacat tubuhnya, Gottlieb  berjuang mengatasi perbedaan itu dan melalui suratnya Gottlieb  mengajari Sam bagaimana caranya menerima perbedaan dan berjuang untuk menjalani kehidupannya.
Dalam surat Gottlieb juga mencertakan tentang cinta sejati, ia ingin agar Sam dicintai sepenuhnya dan mengecap setiap sensasi yang dihadirkan oleh cinta sehingga ketika Sam dewasa nanti cucunya akan mengeri bahwa memberikan cinta adalah sebuah kebahagiaan sejati karena memberi cinta jauh lebih penting daripada menerimanya.
Seperti halnya sebuah surat, buku inipun ditulis dengan kalimat-kalimat yang mudah dimengerti sebagaimana seorang kakek menulis untuk cucunya yang beranjak dewasa.  Latar belakang Gotlieb sebagai seorang psikolog  tercermin dalam setiap  suratnya sehingga setiap pesan yang ditulisnya ini benar-benar menyentuh dan menggugah  pembacanya.
Tema yang dipakainya pun termasuk unik dan jarang. Dengan tema cinta, kehilangan, dan anugerah hidup Gottlieb mampu menggugah pembaca larut dalam suasana yang ada. Namun terlepas dari itu apa yang ditulis Gottlieb pada Sam sangatlah bermanfaat dan inspiratif,  bukan bagi Sam saja, melainkan bagi kita semua yang membacanya. Dalam surat-suratnya kita akan menemukan berbagai pesan bagaimana cara menghadapi ketakutan, merajut harapan, memberikan cinta,  mensyukuri anugerah hidup, dan mengambil hikmah dalam setiap rencana Tuhan bagi kita.
Berbeda dengan novel karya nya yang sebelumnya. Learning from the Heart; Voices of Healing; dan kompilasi tulisan kolom Voices of Conflict; Voices of Healing menceritakan tentang motivasi hidup, namun Letters to Sam lebih menceritakan tentang arti kehidupan. Letter to Sam juga dikemas dalam bentuk surat sehingga lebih menarik.
Novel ini sangat cocok bagi kita karena benar benar mengajarkan tentang arti kehidupan yang sesungguhnya. Namun akan lebih baik lagi apabila kita membacanya dengan hati dan pikiran lapang dan terbuka, jangan langsung melahap mentah-mentah kalimat-kalimat di dalamnya. Saringlah filosofi yang mana yang sesuai dengan keyakinan pribadi kita dan yang mana yang bukan, karena paling baik jika seseorang benar-benar yakin akan sesuatu dalam hatinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar